pemahamanitu pada apa yang mereka laku-kan. Tiga hal yang sangat penting mengenai konstruksi teori Interaksi Simbolik, adalah (1) Fokus pada interaksi antara pelaku dan dunia; (2) Pandangan bahwa baik pelaku maupun dunia sebagai proses yang dinamis dan bukanlah struktur yang statis; dan (3) Nilai - Perubahan sosial merupakan fenomena perubahan nilai-nilai, sikap, pola dan perilaku sistem sosial pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari sifat alami manusia yang selalu ingin melakukan perubahan. Menurut sosiolog Mac Iver, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial sebagai akibat adanya keseimbangan sosial. Sementara itu, Gillin dan Gillin merumuskan perubahan sosial sebagai suatu variasi cara hidup yang telah diterima manusia, baik disebabkan perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat. Perubahan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan sistem, struktur, kultur sosial dan fungsi masyarakat di suatu wilayah/tempat dalam kurun waktu tertentu. Fenomena ini selalu terjadi guna memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri dan akan berlangsung terus-menerus sepanjang masa. Pada masyarakat statis, perubahan sosial memang berjalan lebih lambat daripada masyarakat dinamis. Namun, bukan berarti tidak terjadi sebab perubahan dapat berupa perilaku dan pemikiran individu. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Walaupun kehidupan masyarakat pasti mengalami dinamika perubahan sosial, tetapi dalam prosesnya tidak lepas dari beberapa faktor yang mendorong hal tersebut. Menurut modul Sosiologi Kemendikbud, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, di antaranya adalah1. Kontak dengan Kebudayaan LainPertemuan antara dua budaya yang berbeda atau lebih akan menyebabkan manusia saling berinteraksi. Melalui proses interaksi inilah, manusia akan saling mengenal budaya lain sehingga memungkinkan untuk terjadinya asimilasi dan akulturasi yang menjadi gerbang perubahan sosial. 2. Sistem Pendidikan Formal yang MajuPendidikan sangat membantu manusia untuk berpikir secara terbuka sehingga mau dan mudah untuk menerima hal-hal baru. Dengan adanya sistem pendidikan formal yang maju, maka sekolah-sekolah otomatis akan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. 3. Sikap menghargai Karya Seseorang dan Keinginan untuk MajuSebuah hasil karya dapat memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak orang lain, dan orang yang mampu menghargai karya orang lain akan terinspirasi untuk menciptakan suatu karya. Di dalam masyarakat, apabila anggotanya memiliki sifat ini dan memiliki keinginan kuat untuk maju, maka penemuan-penemuan baru akan mulai bermunculan sehingga terjadilah perubahan sosial. 4. ToleransiToleransi berarti sikap mau menerima perbuatan yang menyimpang dalam masyarakat. Tentu saja perbuatan menyimpang tersebut tidak sampai melanggar hukum dan norma yang berlaku serta masih dalam batas toleransi anggota masyarakat setempat. Adanya sifat ini memberikan peluang untuk munculnya hal baru yang dapat mengakibatkan perubahan sosial, seperti gaya berbusana atau gaya make up. 5. Sistem Terbuka dalam Lapisan Masyarakat Open StratificationSistem terbuka dalam lapisan masyarakat memungkinkan terjadinya gerakan sosial yang bebas untuk setiap anggotanya. Dampaknya tiap individu dapat mengubah status sosialnya dari rendah ke tinggi melalui beberapa saluran yang ada. Adanya kesadaran dari anggota masyarakat bahwa status sosial dapat berubah setiap saat, membuat mereka menjalin hubungan sosial dengan tidak memprioritaskan posisi seseorang dan stratifikasi sosialnya. 6. Penduduk HeterogenMasyarakat yang terdiri dari anggota kelompok dengan latar belakang budaya, ras, ideologi berbeda, memudahkan untuk terjadinya pertentangan dan guncangan sosial. Hal ini dapat menjadi salah satu pendorong perubahan-perubahan dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial. 7. Ketidakpuasan Terhadap Bidang Kehidupan Tertentu Masyarakat yang tidak puas dengan bidang-bidang tertentu akan mendorong terjadinya perubahan sosial. Perubahan itu dapat diawali dengan pola pikir berbeda untuk menciptakan hal baru guna memenuhi kebutuhan hidup. Rasa tidak puas juga dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubah sistem yang ada. 8. Orientasi Ke Masa DepanSetiap manusia menginginkan kehidupan masa depan yang lebih baik. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan ini, akan membuat masyarakat berfikiran lebih maju dan mendorong adanya penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. 9. Nilai Bahwa Manusia Harus Berusaha Memperbaiki HidupnyaUsaha merupakan faktor pendorong perubahan sosial, sebab dengan menggunakan usaha manusia akan melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. yang tidak terbatas. Usaha tersebut dikerahkan untuk memanfaatkan terbatasnya sumber daya alam dan manusia. Selain itu, faktor pendorong perubahan sosial dapat dibedakan menjadi 3 aspek yang meliputi dorongan sosial, psikologis dan budaya. Faktor dorongan sosial berhubungan dengan aspek organisasi sosial seperti keluarga, kelompok sosial tertentu dan organisasi kemasyarakatan yang mendorong terjadinya perubahan. Faktor psikologi berhubungan dengan individu-individu yang menjalankan perannya di masyarakat. Apabila pada suatu masyarakat banyak individu yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi, tuntutan kehidupan lebih baik dan punya motivasi serta kreativitas sebagai agen perubahan, maka masyarakat tersebut sangat dinamis sehingga mudah untuk berubah sosialnya. Faktor budaya berhubungan dengan kebudayaan dan adat-istiadat yang dijunjung di suatu tempat. Budaya tersebut sangat mempengaruhi berlangsungnya perubahan sosial, sebab jika budaya mendukung untuk menerima hal-hal baru di masyarakatnya, maka proses perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan cepat. Baca juga Contoh Perubahan Energi dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari Pengertian Sosiologi, Tokoh, Sejarah dan Fungsinya Perubahan sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan bermasyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu merasa tidak puas, perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski demikian, kadang ditemukan pula masyarakat statis yang perubahan di lingkungannya berjalan lebih kajian sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung tanpa henti. Ini akan terjadi sepanjang masa. Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika ingin melihat perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara cermat. Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu untuk mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi. Meski begitu, perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4 ciri perubahan sosial yang paling umum setiap masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti. Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan materi maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan juga Faktor Pendorong dan Penghambat Terjadinya Asimilasi Budaya Apa Saja Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial? Apa Saja Faktor Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia? - Pendidikan Kontributor Dewi RukminiPenulis Dewi RukminiEditor Maria UlfaPenyelaras Yulaika Ramadhani
Halyang tidak bisa menyebabkan perubahan individu dalam interaksi adalah A. Bau asap rokok B. Kepribadian C. Suara sepatu orang berjalan D. Warna pakaian yang mencolok
This study aims to describe the factors and the process of shifting patterns of interaction and the impact of shifting patterns of social interaction that occur in the Banggae Community of Majene Regency. This type of research uses qualitative research with the determination of informants using purposive sampling technique with criteria for informants aged 21 to 50 years. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Data analysis techniques used researchers through three stages of work, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Validation of the data used is triangulation. The results of this study indicate that 1 the factors that cause a shift in interaction patterns in the Banggae community are based on two factors namely external factors is technological development. While internal factors are smartphone dependency and phubbing behavior 2 The process of shifting social interaction patterns in the Banggae Community of Majene Regency, occurs between different circumstances and times pre digital post digital. 3 The impact of Banggae Kabupaen Majene's community dependence on smartphones that can shift their interaction patterns, consists of two impacts, namely the first positive impact facilitating interaction and enriching the channel of interaction, facilitating access to information, and ease of meeting lecture needs. The second negative impact time wasted in vain, the difficulty of filtering information, and the fading of courtesy and manners in interacting Keywords. Social interaction, technology Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 138 Phinisi Integration Review Vol. 3, Agustus 2020 Hal 138-149 Website p-ISSN 2614-2325 dan e-ISSN 2614-2317 DOI Pergeseran Pola Interaksi Sosial Studi Pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene Iva St Syahrah1, Musdaliah Mustadjar2, Andi Agustang3 123Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Makassar, Indonesia Email 1ivhastsyahrah28 Abstrak. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan faktor- faktor dan proses pergeseran pola interaksi serta dampak dari pergeseran pola interaksi sosial yang terjadi pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan Teknik purposive sampling dengan kriteria informan yang berumur 21 sampai 50 tahun. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti melalui tiga tahapan kerja yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 Faktor penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi pada masyarakat Banggae didasari atas dua faktor yakni faktor eksternal ialah perkembangan teknologi. Sedangkan faktor internalnya ialah ketergantungan smartphone dan perilaku phubbing. 2 Proses terjadinya pergeseran pola ineraksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene, terjadi diantara keadaan dan waktu yang berbeda pra digital- pasca digital. 3 Dampak ketergantungan masyarakat Banggae Kabupaen Majene terhadap Smartphone yang dapat menggeser pola interaksinya, terdiri dari dua dampak, yakni pertama dampak positif mempermudah interaksi dan memperkaya saluran interaksi, mempermudah akses informasi, dan kemudahan memenuhi kebutuhan perkuliahan. Kedua dampak negatif waktu yang terbuang sia- sia, sulitnya menyaring informasi, dan lunturnya sopan santun dan tata krama dalam berinteraksi. Kata Kunci. Interaksi social, teknologi Abstract. This study aims to describe the factors and the process of shifting patterns of interaction and the impact of shifting patterns of social interaction that occur in the Banggae Community of Majene Regency. This type of research uses qualitative research with the determination of informants using purposive sampling technique with criteria for informants aged 21 to 50 years. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Data analysis techniques used researchers through three stages of work, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Validation of the data used is triangulation. The results of this study indicate that 1 the factors that cause a shift in interaction patterns in the Banggae community are based on two factors namely external factors is technological development. While internal factors are smartphone dependency and phubbing behavior 2 The process of shifting social interaction patterns in the Banggae Community of Majene Regency, occurs between different circumstances and times pre digital post digital. 3 The impact of Banggae Kabupaen Majene's community dependence on smartphones that can shift their interaction patterns, consists of two impacts, namely the first positive impact facilitating interaction and enriching the channel of interaction, facilitating access to information, and Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 139 ease of meeting lecture needs. The second negative impact time wasted in vain, the difficulty of filtering information, and the fading of courtesy and manners in interacting Keywords. Social interaction, technology Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC . PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah merembet diseluruh aspek kehidupan manusia, kehidupan manusia yang modern telah dikendalikan oleh teknologi, terutama teknologi komunikasi, dengan adanya teknologi memang mempermudah akses kehidupan kita. Saat ini teknologi memang suatu keniscayaan dalam kehidupan, yang harus di perhatikan ialah jangan sampai teknologi mengikis moral dan perilaku kita dalam kehidupan sehari- hari. Di dalam penggunaan teknologi, terutama teknologi komonikasi yang perlu di perhatikan ialah adab dalam mengoperasikannya, adab yang baik dalam menggunakan teknologi akan memberikan manfaat bagi manusia dan begitu pula sebaliknya. Menurut Rogers, 1986 teknologi komunikasi adalah sebuah perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nila sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan melakukan saling tukar informasi dengan individu lainnya. Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Mc Omber Abrar, 2003 ia mengaitkan teknologi komunikasi dengan kebudayaan melalui beberapa sudut pandang. Pertama, teknologi komunikasi dianggap sebagai faktor yang determinan dalam masyarakat, independen dan bisa menciptakan perubahan dalam masyarakat. Kedua, teknologi komunikasi sebagai produk industrialisasi yang diciptakan secara massal dalam jumlah yang sangat banyak. Ketiga, teknologi komunikasi melahirkan alat yang baru yang tidak semua orang bisa mengenalnya dengan baik dimana kekuatan saling mempengaruhi antara yeknologi komunikasi sendiri dengan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat tidak dapat diprediksi secara tepat. Pada era ini komunikasi berjalan sangat cepat dan mudah hanya melalui smartphone. Smartphone merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi komunikasi yang canggih dan modern dimana smartphone ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi bagi konsumen. Berbicara tentang kebutuhan informasi dan komunikasi yang efektif, dan cepat maka kebanyakan orang membeli handphone yang lebih canggih dari yang sebelumnya ia miliki, Banyak orang menggunakan smartphone karna mudah dan efesien, banyak aplikasi yang ditawarkan untuk mendapatkan kebutuhan informasi dan komunikasi seperti berita, entertarinment, social media, dan game. Menurut Mc luhan, 1966 media sangat menentukan kehidupan manusia, begitupun sebaliknya sehinga hubngan manusia dengan media tidak beku sebab manusia dan media selalu berinteraksi secara dialektis. Masyarakat dan kebudayaan bergerak secara dialektis antara kekuatan untuk pelestarian dan perubahan antara tradisi dan inovasi. Sebelum masyarakat Banggae Kabupaten Majene mengenal yang namanya teknologi yang canggih dalam hal ini adalah smartphone. Interaksi sosial yang ada dimasyarakat itu masih sangatlah kental budaya saling menghargai satu sama lain dan masyarakat Banggae Kabupaten Majene juga sangat menjunjung tinggi yang namanya saling menghargai saat sedang berbicara atau melakukan interaksi lainnya dengan sesama maupun dengan orang yang lebih tua darinya dan masyarakat mandar pun sangat memegang dan menjaga slogan ā€œTakkalai Nisombalang Dotai Lele Ruppu Dari Leletualiā€. Kehadiran teknologi khususnya telephone canggih ini menjadikan interaksi antar masyarakat dengan yang lainnya sebagian mengalami perubahan mengarah modern. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Abdulsyani, 2009a Dimana kita ketahui bahwa syarat dari intraksi social adalah adanya kontak social dan Syahrah, dkk. Pergeseran Pola Interaksi Sosial… 140 komunikasi. Menurut Soekanto & Sulistyowati, 2013, kontak social berasal dari bahasa latin con atau cum bersama sama dan tango menyentuh, jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak social baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai gejala social hal ini bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan social terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya. Secara konseptual kontak social dibagi menjadi dua yakni kontak social primer dan kontak social sekunder. Kontak social primer menjelaskan bahwa kontak ini terjadi secara langsung antara seseorang atau dengan sekelompok maasyarakat lainnya secara tatap muka. Sedangkan kontak social sekunder terjadi melalui perantara antara individu maupun dengan teknologi. Namun dengan berjalannya waktu banyak dari masyarakat sekarang ini lebih memilih asik bermain smartphone dibanding berinteraksi langsung dengan temannya atau orang lain. Pergeseran pola interaksi sosial ini terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene dimana hal tersebut, dilakukan oleh masyarakat Banggae yang berstatus mahasiswa ataupun bukan berstatus mahasiswa yang ada di Kecamatan Banggae, dimana masyarakat Banggae ini ketika berinteraksi langsung dengan individu yang lainnya ada nilai nilai kesopanan yang sudah tidak di terapkan dikarenakan penggunaan smartphone yang berlebihan. Dimana akibat dari teknologi yang semakin canggih dalam hal ini smartphone menimbulkan adanya ruang interaksi antara individual yang satu dengan yang lainnya karna hilangnya salah satu syarat dari interaksi social yakni kontak sosial, kontak sosial yang dimaksudkan pada fenomena yang sedang terjadi adalah kontak sosial primer atau kontak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab, dan bagaimana proses pergeseran pola interaksi, serta dampak yang ditimbulkan dari ketergantungan smartphone yang terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. TINJAUAN PUSTAKA A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosioal Interaksi Sosial adalah suatu hubungan yang saling timbal balik antar individu satu dengan yang lainnya Gillin dan gillin Soekanto, 1982. Sementara menurut Soekanto, 1990 interaksi sosial adalah hubungan antar individu atau interaksi dengan sesama kelompok manusia. 2. Syarat Interaksi Sosial Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu 1 adanya kontak sosial, dan 2 adanya komunikasi. Soekanto, 1982 a. Kontak social Social Contact Menurut Soekanto, 1990, kontak social berasal dari bahasa latin con atau cum bersama sama dan tango menyentuh, jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak social baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai gejala social hal ini bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan social terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya. b. Komunikasi Komunkasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain. Perilaku dapat berupa pembicaraan, gerak badan, ekspresi wajah, sikap, dan perasaan-perasannya. Tafsiran terhadap perilaku seseorang menimbulkan reaksi terhadap oang tersebut. Oleh karena itu, komunikasi dapat didefenisikan sebagai suatu proses saling memberikan tafsirn atau arti terhadap tindakan atau perilaku orang lain. Suatu kontak yang tidak disertai adanya komunikasi bukanlah interaksi social. B. Modernisasi Menurut pengertian relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap moderen baik oleh masyarakat banyak maupun oleh penguasa. Definisi analisis berciri lebih khusus dari pada kedua definisi sebelumnya yakni melukiskan dimensi masyarakat moderen dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra moderen Piort Sztompka, 2004 Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 141 dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Abdulsyani, 2009 1. Perkembangan Teknologi Komunikasi Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang teknologi komunikasi, pemahaman mengenai teknologi komunikasi banyak mendapat sorotan ahli komunikasi, salah satunya adalah Rogers, 1986 yang melihat bahwa teknologi komunikasi merupakan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai- nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan melakukan saling tukar informasi dengan individu lain. C. Perubahan Sosial Konsep perubahan sosial mencakup tiga gagasan yakni pertama, adanya perbedaan, dalam hal ini suatu keadaan berbeda dengan keadaan lainya yang telah mengalami perubahan. Kedua, terjadi pada waktu yang berbeda, yakni perubahan terjadi bukan dalam satu waktu yang bersamaan namun terjadi dalam waktu yang berbeda dengan jangka waktu tertentu. Ketiga, di antara keadaan sistem sosial yang sama Piotr Sztompka, 2011 Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa. Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok, ada yang lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian atau terbatas, ada yang menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang dan sebagainya. Semua perubahan itu ada yang maju progress dan ada yang mundur Syahrial Syarbani, 2009 1. Faktor penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi sosial a. Ketergantungan Smartphone Ketergantungan Smartphone Telepon Pintar Chris, 2011 menyatakan bahwa Smartphone adalah telepon yang menyatukan kemampuan- kemampuan terdepan, yang dapat berfungsi seperti komputer. Perkembangan Smartphone yang sangat pesat memunculkan kecenderungan kecanduan terhadap Smartphone. Indonesia merupakan sebuah negara dengan potensi Smartphone yang sangat besar. Cooper 2000 berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi, seseorang biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disukai pada kesempatan yang ada. b. Phubbing Phubbing berasal dari kata "phone" dan "snubbing", yang artinya adalah ā€œTelefonā€ dan ā€œMenghinaā€ yang secara istilah menggambarkan tindakan menghina seseorang dalam lingkungan sosial dengan memperhatikan gawai, bukan berbicara dengan orang tersebut secara langsung Haigh, 2012. Istilah ini awalnya dikampanyekan oleh Macquarie Dictionary untuk mewakili masalah penyalahgunaan ponsel cerdas yang terus berkembang dalam situasi sosial Pathak, 2013. D. Masyarakat Majene 1. Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki norma-norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama, seperti yang ada dalam masyarakat. Dan di tempat tersebut anggota-anggotanya melakukan regenerasi. Serta manusia memerlukan hidup berkelompok sebagai reaksi terhadap keadaan lingkungan. Antara kehidupan manusia dan alam lingkungan terdapat gejala tarik menarik yang pokok persoalannya adalah sifat alam yang tidak memberikan kemudahan bagi kehidupan masyarakat, bentuk-bentuk ketidak mudahan tersebut terlihat dari sifat alam yang selalu berubah-ubah seperti cuaca atau iklim, kondisi geografis yang tidak sama dan sebagainya. Setiadi & Kolip, 2011 Paul. B. Harton mendefinisikan masyarakat secara panjang lebar. Menurutnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut. Di lain pihak ia mengatakan masyarakat adalah organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya Setiadi & Kolip, 2011. Masyarakat mandar kabupaten majene merupakan masyarakat yang tinggal di daerah yang di apit dengan pesisir pantai dan pegunungan. Majene adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki 8 kecamatan. Masyarakat Mejene tentuk banyak memiliki karakter yang berbeda Syahrah, dkk. Pergeseran Pola Interaksi Sosial… 142 dalam berinteraksi dengan individu lainnya baik buruknya perilaku seseorang tergantung dari pergaulan yang ia miliki. Masyarakat Majene sangat menjaga sikap dan perilaku nya disaat sedang berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Sebagian besar profesi masyarakat Majene adalah sebagai nelayan dan petani sebagai sumber kehidupan mereka sehari hari. D. Landasan Teori 1. Teori Modernisasi Teori modernisasi lahir di tahun 1950-an di Amerika Serikat, dan merupakan respon kaum intelektual terhadap perang dunia yang bagi penganut evolusi dianggap sebagai jalan optimis menuju perubahan. Modernisasi menjadi penemuan teori yang terpenting dari perjalanan kapitalisme yang panjang dibawah kepemimpinan Amerika Serikat. Teori ini lahir dalam suasana ketika dunia memasuki "Perang Dingin" antara negara-negara komunis dibawah pimpina Negara Sosialis Uni Soviet Rusia USSR. Perang dingain merupakan bentuk peperangan idiologi dan teori antara kapitalisme dan Sosialisme. Sementara itu gerakan sosialisme Rusia mulai mengembangkan pengaruhnya tidak saja di Eropa Timur, melainkan juga di negara-negara yang baru merdeka. Dengan demikian dalam konteks perang dingin tersebut, teori modernisasi terlibat dalam peperangan idiologi. Fakih, 2009. Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Abdulsyani, 2009. 2. Teori Perubahan Piotr Sztompka Masyarakat bergerak dalam satu garis linear menuju satu titik tertentu dimulai dan tahap primitif savage, tradisional, sampai kemudian akan berada pada tahapan modern. Menurut Piotr Sztompka, 2011, proses perubahan sosial yang terjadi secara evolusi akan meninggalkan bekas yang tidak dapat dihapus dan meninggalkan pengaruh yang tidak terelakkan atas proses sosial selanjutnya. Menurut Piotr Sztompka, 2017 mengatakan bahwa ā€œInti teori evolusi adalah perubahan masyarakat dipandang mengarah dan bergerak dari bentuk primitif ke bentuk yang berkembang dari keadaan sederhana ke keadaan yang kompleks, dari tersebar ke terkumpul, dari homogen ke heterogen, dan dari keadaan kacau ke keadaan teratur. Gerakan ini adalah konsistensi dan tidak dapat dirubah, tidak ada keadaan masyarakat sebelumnya yang terulang kembali dengan sendirinya dan setiap keadaan yang kemudian adalah lebih tinggi pada skala kompleksitasnya dan terlebih diferensiasi ketimbang keadaan sebelumnyaā€ Teori ini berkaitan dengan rencana penelitan ini dalam melihat proses perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, yakni bergesernya pola- pola interaksi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Dalam hal ini, perubahan sosial terjadi dalam proses yang panjang dan bertahap dari waktu ke waktu. Umumnya, perubahan sosial yang terjadi selalu memberikan dampak bagi perubahan selanjutnya. Tahapan perubahan sosial berjalan dari sesuatu yang sederhana menuju pada sesuatu yang kompleks. Kompleksitas tersebut pada akhirnya akan berubah, dan berujung pada keadaan harmonis dalam lingkungan masyarakat. METODE Pada penelitian ini metode peneltian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kuslitstif. Tujuan penggunaan metode ini telah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari penelitian yakni mendeskripsikan faktor penyebab, dan menganalisi bagaimana proses terjadinya pergeseran pola interaksi juga mengetahui dampak dari pergeseran pola interaksi social. Dalam menentukan informan teknik yang digunakan adalah purposive sampling, dimana purposive sampling merupakan pengambilan tekni dengan melihat kriteria terntentu yang sesuai dan di anggap paling tahu tentang kondisi lapangan atau mengetahui apa yang peneliti inginkan. Informan dalam penelitian ini ada 14 orang yang telah di anggap memenuhi kriteria, yakni informan yang berusia 21 tahun sampai dengan 50 tahun, yang menggunakan smartphone atau pun yang belum mengunakan smartphone serta bertempat tinggal di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penentian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahap yang pertama reduksi data, kedua penyajian data dan Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 143 yang ketiga penarikan kesimpulan Suryana, 2007. Teknik pengabsahan data menggunakan tekni triangulasi diantaranya yakni triangulasi waktu, trangulasi sumber, triangulasi teknik Moleong, 2000. Penelitian yang baik dapat menciptakan beragam sudut pandang dan pemikiran yang baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dimana pemikiran yang dihasilkan hasil selalu merasa kurang mencukupi dan terbuka untuk perubahan selanjutnya. Dengan kata lain hasil pemikiran melalui perubahan paradigma akan selalu bersifat relative, hal tersebut tergantung dari data dan fakta yang diperoleh dari fenomena yang real kemudian dianalisis berdasarkan kaidah keilmuan Agustang, 2011 HASILDAN PEMBAHASAN 1. Faktor penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi sosial pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene Berdasarkan hasil penelitian mayoritas informan menyatakan bahwa faktor penyebab pergeseran pola interaksi ialah perkembangan tekhnologi yang semakin canggih yang mampu mengubah pola interaksi yang sebelumnya agak rumit yang dulunya ketika melakukan proses interaksi harus melakukan pertemuan atau mengirim surat yang memakan waktu yang cukup lama, dibandingkan pola interaksi saat ini yang semakin praktis tanpa melakukan kontak langsung atau waktu yang lama hal tersebut didukung oleh perkembangan tekhnologi yang semakin canggih seperti media sosial, media massa dan handphone. Selain daripada tehknologi, faktor lain yang mengakibatkan pergeseran pola interaksi ialah ketergantungan smartphone dan phubbing. Sering lupa waktu dan mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama kemudian perilaku kurang aktif berkomunikasi saat individu berada di tengah- tengah kontak social primer atau yang sifatnya langsung/tanpa perantara. Tumbull, 2010 mengemukakan bahwa seseorang yang banyak menghabiskan waktu untuk mengakses internet, maka dia hanya punya sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain secara nyata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa faktor yang merubah pola interaksi masyarakat itu karena ketergantungan smartphone dan perilaku phubbing. Seseorang khususnya anak jaman sekarang berubah pola prilakunya dalam hal berkomunikasi atau bercerita sambil memainkan handphone nya dan bahkan bebrapa anak yang mengabaikan hal- hal penting seperti makan dan mengaji hanya karena sibuk memainkan handphone nya. Jadi dari pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya faktor eksternal yang menjadi penyebab bergesernya pola interaksi sosial masyarakat Banggae kabupaten Majene ialahberkembangnya tehknologi yang semakin canggih baik di media massa Komputer, Tv, Koran, maupun media sosial/ jejaring sosial Instagram, whatsaap, facebook, alat- alat tehknologi tersebut mampu mengubah pola hidup baik pola perilaku maupun pola interaksi menjadi semakin mudah dan praktis. Teknologi saat ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan internet pada masa ini dapat dilihat sebagai perantara yang bersifat global. Selain daripada itu faktor lain yang merupakan faktor internal yang dapat mengubah atau terjadinya pergeseran pola interaksi sosial masyrakat Banggae Kabupaten Majene ialah ketergantungan smartphone dan perilaku phubbing yang terjadi dikalangan remaja saat ini. Dewasa ini hampir tidak terlihat lagi orang-orang yang tanpa menggunakan handphone baik dari kalangan mudah maupun kalangan tua. Hadirnya ponsel cerdas ini yang dapat berfungsi seperti komputer, mampu mengalihkan perhatian tetap pada handphonnya ketika melangsungkan proses interaksi dengan orang sekitarnya. Perkembangan Smartphone yang sangat pesat memunculkan kecenderungan kecanduan terhadap Smartphone. Kecanduan atau ketergantungan pada suatu hal yang disenangi seseorang biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disukai pada setiap kesempatan yang ada. Smartphone tidak lagi hanya menjadi pelengkap saja bagi manusia, namun sudah menjadi kebutuhan pokok. Tidak sedikit kini seseorang merasa kebingungan bila jauh dari smartphonenya. 2. Proses terjadinya pergeseran pola ineraksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Terkait masalah pergeseran atau perubahan yang terjadi di masyarakat baik dari pola interaksi, perilaku dan atau pemikirannya itu terjadi pada keadaan dan waktu yang Syahrah, dkk. Pergeseran Pola Interaksi Sosial… 144 berbeda. Hal tersebut merupakan suatu proses perubahan yang tidak bisa dihindari baik dari individu maupun masyarakat secara umumnya Piotr Sztompka, 2008 . Dimana suatu masyarakat itu sifatnya dinamis dalam artian tidak ada suatu masyarakatpun dengan kebudayaan tertentu yang sifatnya benar- benar statis atau tanpa menagalami perubahan, tergantung bagaimana proses menyikapi perkembangan zaman saat ini terutama pada teknologi yang sudah semakin canggih saat ini yang mampu merubah atau menggeser nilai- nilai kebudayaan yang sudah tertanam dalam diri seseorang maupun masyarakat secara umum, seperti pola pemikiran, perilaku dan bahkan menggeser pola interaksi antar manusianya. Hal tersebut terjadi pula pada msyarakat Banggae Kabupaten Majene, dimana pola ineraksi masyarakat dewasa ini sudah jauh berbeda dengan masyarakat dulu terutama dalam berkomunikasi atau berinteraksi antar individunya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan yang terjadi diantara sebelum dan setelah adanya teknologi. Sebelum adanya tekhnologi masyarakat setempat masih terjalin komunikasi yang baik dan menjaga kekompakan seperti malekukan gotong royong dan berkumpul sambil ngobrol. Sebelum adanya teknologi, masyarakat atau setiap individu juga akan saling berusaha untuk meluangkan waktu masing-masing untuk berkunjung dan mengetahui kabar mengisi waktu yang kosong. Sedangkan setelah hadirnya tekhnologi hampir tidak terlihat lagi kekompakan dalam hal bercerita langsung secara berkolompok melainkan orang- orang dijaman teknologi masing- masing sibuk dengan interaksi melalui gedgetnya baik media sosial maupun group- group dalam handphonnya 3. Dampak dari pergeseran pola interaksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene. a. Dampak Positif Adapun dampak positif perkembangan tekhnologi saat ini yang mampu menggeser pola interaksi sosial dalam masyarakat, ialah sebagaimana yang dijelaskan oleh mayoritas informan bahwa terdapat tiga dampak positif dari perkembangan teknologi dan ketergantungan smartphone yang mampu menggeser pola interaksisosial pada masyarakat Banggae khususnya kalangan mudah dan pelajar yakni pertama mempermudah interaksi dan memperkaya saluran interaksi, kedua mempermudah akses informasi dan yangketiga memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan perkuliahan. b. Dampak Negatif Selain dari dampak positif dari perkembangan teknologi, juga terdapat beberapa dampak negatif seperti perkembangan teknologi mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang sia-sia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh mayoritas informan menyatakan bahwa 1 perkembangan teknologi saat ini sangat mengurangi waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan teman bahkan lingkungan sekitar karena nyaman dengan dunia maya dan segala tawaran- tawaran dari aplikasi smartphone, yang menciptakan hubungan komunikasi melalui berbagai akun sosial media seperti facebook, twiter, whatsaap dan lain sebagainya. 2 Kesulitan menyaring informasi itu juga dipengaruhi oleh semangat para pengguna media sosial untuk membagi informasi sehingga akses informasi dari satu orang ke orang yang lain itu terasa sangat cepat disertai dengan motif yang berbeda sehingga para konsumen informasi tidak sempat untuk memilah informasi mana yang benar dan mana yang salah hoax, 3 lunturnya sopan santun dan tatakrama akibat dari penggunaan gedged atau smartphone yang belebihan seperti ungkapan para informan yang memaparkan tentang hilangnya nilai- nilai kebudayaan lokal seperti sipakatau itu sudah terkikis oleh era milenial. Seperti ketika melakukan interaksi dengan orang yang lebih tua tidak bertatap muka secara langsung melaikan terkadang kita berbicara sambil memandangi Hp yang dalam genggaman. Luntur bahkan memudarnya tatakrama dalam kehidupan kita sehari- hari juga karena tekhnologi. Sebab teknologi itu ciptaan dunia barat untuk menyebar luaskan kebudayaan mereka yang bersifat individualisme dan liberalisme yang nota banennya bertentangan dengan kebudayaan lokal kita, yang sarat akan nuansa kekompakan, loyalitas dan solidaritas yang tinggi. Pembahasan Kabupaten Majene terdiri 8 Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Banggae dengan luas wilayah Kecamatan tersebut adalah 25,15 km2. Kecamatan Banggae terdiri dari 8 kelurahan/desa. Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 145 Untuk menjelaskan dan memaparkan hasil penelitian yang diilakukan peneliti, maka peneliti akan membahas mengenai data- data yang diperoleh dari lokasi penelitian, yakni 1. Faktor penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi sosial pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai faktor- faktor yang menjadi penyebab bergesernya pola interaksi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Berdasarkan observasi dan penelitian yang dilakukan, mayoritas informan menyatakan bahwa penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi dalam masyarakat terdiri dari dua faktor yakni 1 faktor ekternal perkembangan gteknologi, lahirnya alat- alat canggih seperti smartphone atau telekomunikasi yang mampu menghubungkan antar manusia melalui jejaring social tanpa melalui tatap muka. 2 faktor internal ketergantungan smartphone dan perilaku phubbing. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat saat ini sudah menggunakan smartphone baik dikalangan anak- anak maupun kalangan orang tua. Hal tersebut disebabkan karena perkembangan teknolgi di era moderen saat ini, kemudian harga smartphone yang terjangakau dan menawarkan beragam aplikasi yang menarik didalamnya, membuat mayoritas masyarakat menjadi candu akan teknologi canggih saat ini yang serba instan. Perbedaan cara interaksi juga dipengaruhi oleh cara hidup serta bentuk masyarakat yang membentuk budaya karena perkembangan teknologi sebagai suatu alat interaksi Joseph Straubhaar Simangungsong & benedictus arnold, 2011 Sikap yang ditunjukkan para informan menunjukkan kesesuaian teori moderniasi. Modernisasi adalah suatu proses tranformasi dari sutu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. 1965 mengemukakan bahwa modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra moderen dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri-ciri negara barat yang stabil. 2. Proses terjadinya pergeseran pola ineraksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Sikap yang ditunjukkan para informan menunjukkan kesesuaian teori perubahan social Piotr Sztompka. Menurut Piotr Sztompka, 2008 perubahan social itu terjadi pada tiga aspek yaitu pertama, terjadi pada suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya, kedua, terjadi pada waktu yang berbeda, dan yang ketiga itu terjadi diantara keadaan sistem social yang sama. Teori ini berkaitan dengan rencana penelitan ini dalam melihat proses perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, yakni bergesernya pola- pola interaksi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene terjadi diantara pra digital dan pasca digital, dimana msyarakat sebelumnya tergolong sederhana menjadi masyarakat yang berkembang karena mengikuti zaman teknologi saat ini yang disebut zaman for point zero. Dalam hal ini, perubahan sosial terjadi dalam proses yang panjang dan bertahap dari waktu ke waktu. Umumnya, perubahan sosial yang terjadi selalu memberikan dampak bagi perubahan selanjutnya. Suatu sistem sosial pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu berpedoman pada norma- norma sosial. Menurut Lawang dalam Abdulsyani, 2009 inti pada setiap sistem sosial adalah adanya hubungan timbal balik yang konstan. Konstan adalah pengulangan repetisi dari serangkaian tindakan sosial yang sebelumnya pernah ada dan bersifat sama. Dengan demikian, dalam sistem sosial terdapat prinsip- prinsip tertentu yang berhubungan dengan keberagaman anggapan tentang kebenaran, sehingga keseimbangan hubungan sosial kelompok dapat lebih terjamin. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebelum adanya teknologi proses interaksi antar masyarakat hanya dapat dilakukan melalui tatap muka atau saling berkunjung antara yang satu dengan yang lain, kemudian sumber informasi pun sangat minim, kemudian untuk mengetahui keadaan seseorang yang berada pada jangkauan yang jauh membutuhkan waktu yang lama. Berbeda dengan keadaan pasca teknologi saat ini, dapat kita lihat bahwa Smartphone memungkinkan para informan lebih mudah menjalin interaksi Syahrah, dkk. Pergeseran Pola Interaksi Sosial… 146 dengan teman yang berada di tempat yang jauh hingga teman yang sudah lama tidak diketahui keberadaanya, hal ini mungkin dilakukan melalui media sosial. Berdasarkan hasil temuan beberapa informan tanpa sadar telah menciptakan realitasnya sendiri yang justru lebih nyaman menjalin pertemanan yang dimulai dari dunia maya pada sebuah media sosial, hal ini dikarenakan di media sosial sangat memungkin para informan menemukan teman dengan kriteria yang ia inginkan secara spesifik. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene terutama dalam pola interaksinya yang mulai bergeser itu melalui proses perkembangan zaman, dimana masyarakat yang dulunya berinteraksi secara intens atau berlangsung secara tatap muka saja dan komunikasi dulu bisa terhambat karena jarak. Berbeda dengan keadaan sekarang setelah berkembangnya teknologi terutama hadirnya telpon dan jaringan internet yang dapat mempermudah komunikasi walaupun tanpa melakukan tatap muka atau kunjungan secara langsung, dan walaupun jarak yang jauh sudah tidak menjadi kendala lagi karena adanya tekhnologi seperti handphone yang bias menghubungkan tanpa batas. Jadi secara garis besar proses pergesesan pola interaksi yang terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene itu terjadi diantara keadaan dan waktu yang berbeda sehingga dimana masyarakat sebelumnya tergolong sederhana menjadi masyarakat yang berkembang karena mengikuti zaman teknologi saat ini yang disebut zaman for point zero. Terkait masalah pergeseran atau perubahan yang terjadi di masyarakat baik dari pola interaksi, perilaku dan atau pemikirannya itu terjadi pada keadaan dan waktu yang berbeda. Hal tersebut merupakan suatu proses perubahan yang tidak bisa dihindari baik dari individu maupun masyarakat secara umumnya Piotr Sztompka, 2008 3. Dampak dari pergeseran pola interaksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Sepasang fenomena yang dewasa ini menjadi sorot dalam perkembangan zaman tengah berubah menjadi gaya hidup yang digandrungi abad ini. Teknologi dan komunikasi. Keduanya berkolaborasi dengan sangat dinamis dan banyak membuat perubahan yang signifikan bagi banyak orang di dunia. Sifat, pola pikir, bahkan hingga tingkah laku. Tidak dapat dipungkiri komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang mendukung bagaimana manusia dapat melangsungkan kehidupan sehari-hari di lingkungan sosialnya. Tanpa komunikasi rasanya nihil manusia dapat bertahan dan menunaikan saat ini berevolusi dengan dukungan teknologi yang terus berkembang dan maju. Segala efisiensi berkomunikasi dapat dijangkau dengan teknologi komunikasi. sebagaimana handphone berkembang dan memudahkan gaya berkomunikasi dengan beragam fitur canggihnya, lalu internet yang kini menggeser posisi tuhan bagi banyak urban society yang mobilitasnya begitu membutuhkan fasilitas networking yang kuat. Banyak komunikasi natural yang bergeser dengan hadirnya media virtual yang menjembatani komunikasi saat ini menimbulkan berbagai dampak, baik dari dampak yang sifatnya positif maupun yang sifatnya negatif. Bergesernya pola interaksi sosial pada masyarakat Banggae yang didasari oleh berkembangnya teknologi dan adanya ketergantungan smartphone juga menimbulkan berbagai dampak yakni dampak positif dan negatif, yakni 1 dampak positif Pertama, mempermudah interaksi dan memperkaya saluran interaksi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, mayoritas informan menyatakan bahwa hadirnya teknologi sangat membantu dan melancarkan komunikasi antar sesam manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perantara smartphone, Smartphone memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung walaupun dengan jarak yang jauh. Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosial merupakan hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang-orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia Soekanto & Sulistyowati, 2013 Kedua mempermudah akses informasi. Fitur- fitur khas Smartphone adalah seperti berikut walaupun tidak terbatas pada hal ini layar sentuh, system operasi, adanya koneksi ke internet e-mail dan menjelajah Web, mampu ditambah Software, Software penjadwalan, kamera, manajemen kontak, kemampuan membaca dokumen bisnis seperti PDF dan Microsoft Office Ali, 1999 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 147 mayoritas informan menunjukan bahwa akses informasi melalui Smartphone dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti mengakses informasi melalui berbagai media sosial seperti facebook, whatsaap dan sejenisnya, hingga melalui website online yang dapat dibuka menjadi lebih dari satu halaman web dalam satu waktu. Ketiga kemudahan memenuhi kebutuhan perkuliahan perguruan tinggi. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang telah dilakukan, Smartphone dianggap sebagai alat yang menajadi sarana penunjang yang memudahkan para informan memenuhi kebutuhan perkualiahannya. Pemenuhan kebutuhan perkuliahan yang dapat ditunjang melalui Smartphone seperti diskusi yang dapat dilakukan melalui berbagai media sosial dalam Smartphone, saling berkirim file untuk tugas kuliah, maupun untukmengakses berbagai informasi dunia perkuliahan. 2 Dampak negatif Pertama, waktu yang terbuang sia- sia. Sebagai generasi muda tentunya dituntut untuk selalu produktif dan meningkatkan kemampuannya dalam segala bidang, namun di sisi lain karena banyak hal yang dapat dilakukan secara bersama- sama dalam waktu singkat justru menjadikan seseorang malas berusaha. Produktivitas seseorang pun menurun akibat waktu yang terbuang sia- sia untuk bermain Smartphone dan melakukan hal yang tidak begitu penting. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa perkembangan teknologi saat ini juga sangat mengurangi waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan teman bahkan lingkungan sekitar karena nyaman dengan dunia maya dan segala tawaran- tawaran dari aplikasi smartphone, yang menciptakan hubungan komunikasi melalui berbagai akun sosial media seperti facebook, twiter, whatsaap dan lain sebagainya. Dapat memungkinkan kurangnya waktu untuk bertemu dan komunikasi secara langsung. Kedua, sulitnya menyaring informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, mayoritas informan menunjukan bahwa berbagai akses informasi atau memfilteralisasi informasi karena arusnya penyebaran informasi dimedia sosial yang sangat cepat. Dari begitu banyaknya informasi yang beredar dapat membuat kita kesulitan dalam menentukan mana informasi yang benar- benar real dengan dunia nyata atau hanya simulasi semata yang sangat rentang menimbulkan kesalah pahaman. Berbagai situs online pun dapat dinikmati secara bebas seperti tanpa perlindungan khusus. Perlindungan khusus di sini berarti pembatasan akses yang mungkin bisa dibatasi untuk beberapa kalangan umur tertentu. Bahkan anak di bawah umur pun seringkali dengan bebas mengakses situs online yang seharusnya tidak pantas untuk kalangan umurnya. Transparannya informasi yang memungkinkan seseorang berhak menerima dan berbagi informasi kepada siapapun tidak jarang menimbulkan hal negatif. Ketiga, lunturnya sopan santun dan tata krama dalam berinteraksi. Kaedah sopan santun dan tata krama didasarkan atas kebiasaan, kepatutan atau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat Sudikno. 2003. Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa Smartphone berdampak terhadap lunturnya sopan santun dan tata krama dalam berinteraksi. Beberapa informan mengaku akan tetap memainkan Smartphone-nya ketika mereka berinteraksi face to face dan berada dalam satu tempat dengan lawan bicara. Simmel memberikan suatu konsep tentang masyarakat melalui interaksi sosial timbal-balik. Pendekatan Simmel lebih kepada pengidentifikasian dan penganalisisan bentuk-bentuk yang berulang atau berpola sosiasi. Dalam hal ini, sosiasi diartikan sebagai proses terjadinya masyarakat yang merupakan interaksi timbal balik. Melalui proses ini, individu saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya Johnson, 1994. Simmel memandang bahwa interaksi itu memiliki peran yang penting dalam kehidupan. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Simmel terkait dengan interaksi adalah teori Simmel mengenai ā€œmasyarakat sebagai proses interaksiā€. Menurut pandangannya, masyarakat dapat terbentuk karena adanya interaksi bukan adanya kelompok orang yang hanya diam. Menurut Simmel dalam interaksi tidak mementingkan beberapa jumlah orang yang berinteraksi yang penting adalah adanya interaksi. Jadi, melalui interaksi timbal balik, antara individu dengan individu lainnya dapat saling berhubungan dan mempengaruhi sehingga akan memunculkan masyarakat Johnson, 1994. Simmel tertarik untuk mengisolasikan bentuk atau pola dimana proses interaksi itu dapat dibedakan dari isi kepentingan dan tujuan atau maksud tertentu yang sedang dikejar melalui interaksi. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya oleh Cahya Bintang Yulianto dengan Pola interaksi sosial antara masyarakat Syahrah, dkk. Pergeseran Pola Interaksi Sosial… 148 perumahan dengan masyarakat lokal di desa panggungharjo sewon bantul yogyakarta. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pertama pola interaksi sosial antara masyarakat perumahan dengan masyarakat lokal adalah interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Kegiatan keagamaan seperti pengajian, Sholat Jum’at berjama’ah dan juga Sholat Tarawih dan kegiatan sosial seperti kerja bakti, pertemuan RT dan kegiatan olahraga merupakan media interaksi yang baik antar masyarakat perumahan dengan masyarakat lokal. Kedua Adapun pengaruh dari interaksi sosial antara masyarakat perumahan dengan masyarakat lokal di Desa Panggungharjo adalah adanya keikut sertaan masyarakat lokal dalam kegiatan di perumahan begitu pula sebaliknya. Ketiga Kesimpulan dari penelitian ini adalah tercipta pola interaksi yang harmonis antar masyarakat perumahan dengan masyarakat lokal. Dan penelitian yang dilakukan oleh Diah Agil Saputri dan Puji Lestari meneliti tentang ā€œPergeseran Interaksi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dengan Lingkungan Teman Sebaya Melalui Smartphoneā€Hasil penelitian ini menunjukkan faktor pendorong ketergantungan mahasiswa UNY terhadap Smartphone meliputi faktor internal kebutuhan primer, kebutuhan berinteraksi, dan meningkatnya kepercayaan diri, dan faktor eksternal gaya hidup, harga Smartphone yang terjangkau, lingkungan sekitar, dan kecanggihan Smartphone. Ketergantungan terhadap Smartphone menimbulkan beberapa dampak yang meliputi dampak positif mempermudah interaksi dan memperkaya saluran interaksi, mempermudah akses informasi, dan kemudahan memenuhi kebutuhan pekuliahan dan dampak negatif tingginya resiko kesalahpahaman, waktu yang terbuang sia- sia, sulitnya menyaring informasi, dan lunturnya sopan santun dan tata krama dalam berinteraksi. Secara garis besar telah terjadi pergeseran interaksi mahasiswa UNY dengan teman sebayanya, hal ini dapat dilihat dari adanya pergeseran tradisi berbicara yang berkaitan dengan interaksi langsung secara tatap muka face to face bergeser menjadi interaksi tidak langsung melalui perantara. Dengan melihat hasil dari penelitian relevan yang dilakukan oleh kedua peneliti tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama yang berjudul ā€œ Pergeseran Pola Interaksi Sosial Studi Pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene ā€œ. Adapun menjadi pembeda dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengkaji apa yang menjai faktor penyebab pergeseran pola interaksi sosial pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene, dan bagaimana proses pergeseran pola interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. Serta peneliti juga ingin mengkaji bagaimana dampak pergeseran pola interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene. SIMPULAN DAN SARAN Faktor yang menjadi determinan terjadinya pergeseran pola interaksi pada masyarakat Banggae Kabupaten Majene, terdiri dari dua. pertama, faktor eksternal perkembangan teknologi perkembangan teknologi. Kedua, faktor internal ketergantungan smartphone dan perilaku phubbing yang terjadi dikalangan remaja saat ini. Proses terjadinya pergeseran pola ineraksi sosial pada Masyarakat Banggae Kabupaten Majene, terjadi diantara keadaan dan waktu yang berbeda pra digital-pasca digital. Dampak ketergantungan masyarakat Banggae Kabupaen Majene terhadap Smartphone yang dapat menggeser pola interaksinya dikelompokan menjadi dua yakni, pertama, dampak positif mempermudah interaksi dan memperkaya saluran interaksi, mempermudah akses informasi, dan kemudahan memenuhi kebutuhan perkuliahan. Kedua, dampak negatif dari ketergantungan terhadap Smartphone meliputi waktu yang terbuang sia- sia, sulitnya menyaringinformasi, dan lunturnya sopan santun dan tata krama dalam berinteraksi. Ditengah tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern di zaman ini, diharapkan kepada orang tua untuk lebih ketat memberikan pengawasan terhadap anak-anak mereka dalam hal ini penggunaan teknologi seperti hp. Agar tidak terjerumus pada perilaku yang kurang baik yang di sebabkan oleh canggih dan modern nya teknologi yang ada pada zaman ini. Dari hasil penelitian ini maka disarankan 1 Dengan adanya pergeseran pola interaksi sosial yang terjadi pada generasi milenial ini yang di sebabkan oleh teknologi, harusnya orang tua memberikan pemahaman yang lebih pada anak nya agar tidak meninggalkan budaya-budaya lama yang lebih dulu ada jauh sebelum teknologi Phinisi Integration Review. Vol 32 Agustus 2020 149 muncul. Seperti budaya saling menghargai; 2 Interaksi sosial yang secara langsung harusnya masih tetap di pertahankan terutama pada anak muda/ mahasiswa generasi melenial yang sekarang ini yang terkadang mengabaikan lawan bicaranya ketika melakukan interaksi sosial pada teman atau bahkan orang tua sekalipun. Agar dapat mempertahankan budaya sipaq mandar yakni macoa kero, macoa gau, macoa loa; 3 Ditengah tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern di zaman ini, Diharapkan kepada orang tua untuk lebih ketat memberikan pengawasan terhadap anak-anak mereka dalam hal ini penggunaan teknologi seperti hp. Agar tidak terjerumus pada perilaku yang kurang baik yang di sebabkan oleh canggih dan modern nya teknologi yang ada pada zaman ini. Dan orang tua juga harus lebih ketat mengontrol setiap aplikasi yang telah di download oleh anaknya agar tidak sembarangan menerima informasi yang ada di media sosial yang belum jelas kebenarannya. DAFTAR RUJUKAN Abdulsyani. 2009a. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. PT Bumi Aksara. Abdulsyani. 2009b. sosiologi stematika teori dan terapan. PT Bumi Aksara. Abrar, A. N. 2003. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi. LESFI. Agustang, A. 2011. Pendekatan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Suatu Tinjauan Kritis. Andira Publisher. Ali, Z. 1999. memanfaatkan beragam perangkat teknologi digital. Chris, B. 2011. Cultural Studies. Kreasi Wacana. W. 1965. Social Verandering dalam Social Change. Fakih, M. 2009. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Insistpress. Johnson. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Moderen. PT Gramedia Pustaka Utama. mc luhan. 1966. redaksi driyarkara. Moleong, J. L. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Rogers, E. M. 1986. Communication Technol- ogy The New Media in Society. The Free Press. Setiadi, E. M., & Kolip, U. 2011. Pengantar Sosiologi. Prenada Media Group. Simangungsong, & benedictus arnold. 2011. Evolusi saluran interaksi di era internet. Soekanto, S. 1982. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Pt Rajagrafindo Persada. Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo. Soekanto, S., & Sulistyowati, B. 2013. sosiologi suatu pengantar. Rajawali Pers. Suryana, A. 2007. Tahap-tahap Penelitian Kualitatif. Mata Kuliah Analisis Data Kualitatif, Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Univeristas Pendidikan Indonesia, Bandung. Syahrial Syarbani, R. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Graha Ilmu. Sztompka, P. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Prenada. Sztompka, P. 2008. sosiologi perubahan sosial. Kencana. Sztompka, P. 2011. Perubahan Sosial. Prenada. Sztompka, P. 2017. sosiologi perubahan sosial. Prenada. Tumbull. 2010. perilaku phubbing sebagai karakter remaja generasi z. ... Just as the process of interaction gives birth to a positive influence, inevitably, there is also a negative influence, namely [7]. ...... The requirement of social interaction is the existence of social contact and communication, the social interaction is only possible if two conditions are met, namely the existence of social contact and communication Hazani, 2020. Social contact occurs through social phenomena such as talking to other people either face to face or through intermediaries, while communication is an action between two or more parties who have a relationship in the form of giving each other an interpretation of the message conveyed by each party Mustadjar & Agustang, 2020. The subject has met the requirements of social interaction, he can say hello when entering class and say good morning even though only to his class teacher. ...Fitri Siti SundariAsep SupenaThe purpose of this study was to analyze efforts to teach social interaction interactions to autistic children in inclusive elementary schools. The research method used is narrative inquiry. Research subjects are children with autistic barriers in inclusive primary schools. Subjects have difficulty controlling behavior, tend not to pay attention to their interlocutor when interacting, and display repetitive behavior, moving their fingers, shouting, laughing for no apparent reason, and tantrums. Assessment of the social interaction ability of children with autistic barriers can be seen from eye contact, facial expressions, repetitive or odd movements that are less focused, lack of ability to play with friends, and emotional states such as crying or sudden anger. The form of interaction of autistic children in inclusive elementary schools leads to a form of cooperation. Subjects often work on assignments with their study groups, even though the subjects have not been able to express ideas but the subjects can help if their group friends need help. The teacher's teaching strategy in social interaction is to encourage and motivate subjects to interact with their peers. Teachers and parents work together to provide some therapy to help the subject when facing problems. The task of the assistant teacher is to help the subject complete the task according to his ability. The way to teach language and communication to the subject is by always communicating with the subject on various occasions and if speaking, it must be spoken research aims to analyze and explain hegemonic social relation in outsourcing practice in Makassar city concerning; 1 the causes of hegemonic social relation among actorss of user, provider and laborer, 2 the patterns and types of hegemonic social relation, and 3 the social and economic impacts of hegemonic social relation. This research employs the kind of descriptive research with qualitative approach. The result of this study gives more clear and deeper describe concerning many kinds of meaning which are behind the fact so that this research uses phenomenological method with perspective interpretative. While the phenomenon is outsourcing practice in Makassar city. The result of this research shows that the social relation among actors user, provider and laborer in outsourcing practice in Makassar city is not just an ordinary economic relation but it is a veiled power relation which constructs a hegemonic social relation. The hegemonic social relation is caused by some factors, namely; a unlimited authority owned by user, b closed management applicated by provider, c laborer’s less bargaining position, and d lost government intervention. The four causes create the patterns and types of hegemonic social relation in outsourcing practice, namely; 1 absolute hegemony by user toward provider and laborer like, job outsourcing job transfer, job responsibility transfer, and the use of manpower and more work time, 2 semi-hegemony by provider toward laborer by action of transferring laborer from one user to others, and 3 absolute hegemonized toward laborer by both user and provider through the use of laborer’s work power by user, outsourcing of laborer from one user to others done by provider. the fact, outsourcing practice benefits the captilists user and provider, on the contrary, it harms the application of good governance within governance prerequisite that cannot be left out is the participation of the community in public policy. The main prerequisites were when the Government implemented the autonomous region with the principle of decentralization, community participation. It involves all aspects of the implementation of the development in areas starting from planning to supervision. Participatory governance is governance putting citizens or non-government as an individual or organization as a viable social stakeholder in making public policy that has just dominated the Government. Model of participatory governance policy in the primary health services is eligible to be developed by optimizing and strengthening cooperation intersectional, increasing the motivation of health workers as well as eliminating social and cultural barriers in the ini menelaah tentang pekerja anak informal yang putus sekolah di Kota Makassar. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang fenomena putus sekolah di kalangan pekerja anak. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah faktor-faktor non ekonomi aspirasi, akses, dan layanan pendidikan yang turut mendorong terjadinya putus sekolah di kalangan pekerja anak. Faktor ekonomi dengan alasan biaya pendidikan yang sangat mahal menjadi kurang polpuler dengan adanya berbagai program pemerintah yang meringankan bahkan membebaskan biaya pendidikan dasar. Setelah sekian lama program tersebut diimplementasikan, ternyata angka putus sekolah masih tetap signifikan. Patut diduga bahwa faktor perspektif individual aspirasi dan perpektif persekolahan akses dan layanan pendidikan turut memberi andil yang cukup besar terhadap keputusan pekerja anak meninggalkan ini bertujuan untuk membedah perspektif teoritik pertukaran sosial elite politik pemilihan kepala daerah di Provinsi Gorontalo. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan retrospektif. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan antara lain Pertama, relasi pertukaran sosial elite politik merupakan situasi strategis yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan sama-sama saling menguntungkan sekaligus sebagai suatu upaya konsolidasi kekuatan untuk mencapai keterpilihan/kemenangan dalam momentum pemilihan umum kepala daerah. Kedua, pola pertukaran sosial didasarkan pada sejumlah potensi kepemilikan sumber daya elite baik figur, finansial, maupun kekuatan sosial yang menjadi bahan pertimbangan partai politik dalam menentukan dan memberikan restu/rekomendasi partai kepada pasangan calon kepala daerah. Ketiga, strategi pertukaran sosial adalah bagaimana elite politik memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemenangan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Keempat, implikasi sosiologis adalah bagaimana interaksi sosial politik itu berlangsung dalam kehidupan masyarakat pasca pemilihan calon kepala daerah. Apakah masyarakat terkotak-kotak, menimbulkan gesekan dan bagaimana upaya meredusir potensinya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses suksesi kepala daerah, partai politik memanfaatkan figur pasangan calon untuk mengukuhkan pengaruh politisnya untuk mendulang dukungan dari masyarakat voters. Walaupun pada faktanya pasangan calon kepala daerah, voters, dan partai politik tidak memiliki kedekatan hubungan baik secara ideologis maupun development dan modernisasi yang kini menjadi the mainstream teori dan praktek perubahan sosial di Indonesia, belum dapat menciptakan dunia yang secara mendasar lebih baik dan lebih adil Andi Agustang Shermina OruhSuatu hari Alice sampai di jalan bercabang dan melihat kucing Cheshire di sebuah pohon. ā€œAku harus lewat jalan mana?ā€ tanyanya. Jawabannya adalah pertanyaan ā€œKau mau kemana?ā€ ā€œAku tidak tahu,ā€ jawab Alice, ā€œkalau begitu, ā€œkata kucing itu, ā€œjalan mana pun tidak ada bedanya.ā€ Covey, 2010Pendidikan merupakan hal fundamental untuk membangun bangsa. Melalui pendidikan terjadi suatu proses transformasi nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karena itu, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sistem pendidikan yang dianut. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak luput dari upaya mencari format dan sistem pendidikan yang tepat sesuai dengan potensi wilayah dan budaya bangsa sendiri. Keinginan kuat untuk sejajar dengan negara maju lainnya, terus diupayakan, namun dengan tetap mempertahankan jatidiri bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika. Namun dalam proses perjalanan yang cukup panjang, ternyata bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah dan konflik sehingga keinginan untuk maju dengan berlandaskan jatidiri bangsa sendiri belum dapat tercapai, bahkan cenderung sebaliknya, sudah tidak mencapai kemajuan yang berarti, diiringi pula oleh krisis moral yang sudah berada pada titik yang cukup stematika teori dan terapanAbdulsyaniAbdulsyani. 2009b. sosiologi stematika teori dan terapan. PT Bumi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Suatu Tinjauan KritisA AgustangAgustang, A. 2011. Pendekatan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Suatu Tinjauan Kritis. Andira beragam perangkat teknologi digitalZ AliAli, Z. 1999. memanfaatkan beragam perangkat teknologi Verandering dalam Social ChangeW MooreMoore, W. 1965. Social Verandering dalam Social Penelitian KualitatifJ L MoleongMoleong, J. L. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Technology The New Media in SocietyE M RogersRogers, E. M. 1986. Communication Technology The New Media in Society. The Free saluran interaksi di era internetSimangungsongSimangungsong, & benedictus arnold. 2011. Evolusi saluran interaksi di era internet. Soekanto, S. 1982. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Pt Rajagrafindo Suatu PengantarS SoekantoSoekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Syahrial SyarbaniSyahrial Syarbani, R. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Graha perubahan sosialP SztompkaSztompka, P. 2017. sosiologi perubahan sosial. Prenada.
jiwayang dinggap remeh oleh masyarakat padahal hal ini sangat berpengaruh pada individu yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya, antara lain 1. Kecemasan Kecemasan adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan tidak
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENDAHULUAN Ketika anak tumbuh dan berkembang, penting untuk melihat mereka sebagai individu yang sangat berharga dalam pandangan Tuhan, dengan potensi dan bakat yang dapat berkembang secara signifikan melalui interaksi yang saling mempengaruhi antara kemampuan dasar mereka dan pengaruh pendidikan Arifin, 2009. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika menemui anak-anak dengan karakter yang beragam karena perbedaan kecerdasan dan pengaruh pendidikan yang mereka terima. Namun, terdapat perbedaan pada beberapa anak, ada anak yang sangat rajin dalam proses belajar, sedangkan yang lainnya cenderung malas. Selain itu, ada yang belajar dengan motivasi untuk mencapai kemajuan, sementara yang lain belajar hanya demi menghindari adanya hukuman. Sifat negatif yang muncul pada anak tidak berasal dari naluri alamiah mereka. Sifat tersebut dapat muncul bisa karena akibat kurangnya pengawasan dan peringatan yang diberikan oleh orang tua dan pendidik sejak usia dini. Oleh karena itu, akan jadi kesalahan serius jika orang tua dan pendidik mengabaikan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh anak Purwanto, 1995. Para ahli pendidikan, termasuk guru telah lama berupaya untuk menemukan metode yang tepat dalam proses pendidikan. Terdapat berbagai teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai paradigma, termasuk paradigma behaviorisme, kognitivisme, humanisme, serta teori pendidikan lainnya. Setiap paradigma memiliki pemahaman dan gagasan yang berbeda, dan hal ini berdampak pada metode dan hasil yang dicapai dalam proses pendidikan. Tidak peduli dalam bentuk, tampilan, atau model apa pun, tujuan dari pendidikan adalah membantu perkembangan anak didik agar menjadi individu yang lebih baik. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam proses belajar, termasuk metode pemberian konsekuensi. Tidak dapat disangkal bahwa orang tua sering kali menggunakan strategi reinforcement dan punishment dalam mendidik anak-anak, terutama dalam konteks pembelajaran. Dalam paradigma teori belajar behaviorisme, terdapat penggunaan reward penguatan positif dan punishment hukuman dalam konteks pendidikan. Pemberian reward dan punishment dalam proses pembelajaran bertujuan untuk memberikan stimulus yang mendorong anak agar termotivasi untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan, dengan tujuan membentuk pribadi anak. Punishment merupakan kata dalam bahasa Inggris yang artinya sebagai hukuman, tindakan siksaan, atau perlakuan yang kasar terhadap seseorang sebagai akibat dari perilaku yang tidak diinginkan. Konsep disiplin diterapkan ketika adanya pelanggaran terhadap aturan dan sebuah perintah. Disiplin berkaitan erat dengan aturan dan hukuman sebagai konsekuensi dari melanggar aturan. Disiplin bertujuan membentuk perilaku sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam budaya di mana individu tersebut berada Bergner, 1990. Tidak seperti kata "punishment", reward merupakan bentuk reinforcement yang bersifat positif. Di sisi lain, punishment merupakan bentuk reinforcement yang bersifat negatif. Keduanya diterapkan dengan tujuan untuk membangkitkan motivasi. Tujuan dari punishment adalah untuk menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang sebagai akibat dari perilaku yang tidak diinginkan Kosim, 2008, diharapkan agar mereka tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini sebagai kebenaran atau norma. Dalam implementasinya, baik reinforcement maupun punishment diharapkan menghasilkan perubahan perilaku yang lebih baik lagi pada anak. Namun, ternyata tidak selalu demikian. Terdapat beberapa dampak yang mungkin tidak diinginkan. Saat reward tersebut diberhentikan, motivasi anak juga ikut hilang. Begitu pula dengan penggunaan punishment, yang seharusnya bertujuan untuk menghentikan perilaku negatif, namun seringkali tidak efektif dalam membentuk perilaku yang diharapkan. Oleh karena itu, seringkali dalam memberikan konsekuensi tidak selaras dengan tujuan awalnya, dan dapat menyebabkan perkembangan perilaku yang negatif. sumber Sebagai contoh yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu, seorang anak yang sedang mengalami masa-masa ingin bermain dengan segala sesuatu barang yang ada di dalam rumah, ketika anak tersebut diberikan hukuman dari orang tuanya dengan cara memarahinya karena sudah membongkar semua barang, perilaku tersebut mungkin akan hilang atau bahkan berkurang. Namun, hal tersebut justru akan menghilangkan juga minat dari anak tersebut untuk membongkar atau mengobrak-abrik barang. Kemungkinan anak tersebut akan mengembangkan perilaku untuk membongkar barang yang sengaja, jika anak tersebut tidak diberikan sesuatu barang alihan khusus untuk dirakit. Namun, dalam situasi yang disebutkan di sebelumnya, dampak negatif tersebut dapat dicegah dengan memperhatikan jadwal pemberian konsekuensi yang tepat. Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, tidak selalu orang tua memberikan pujian atau hadiah setiap kali. Sebaliknya, pujian atau hadiah bisa diberikan setelah anak menyelesaikan tugas pertama bahkan hingga kesebelas kalinya. Penggunaan punishment tak selalu melibatkan hal-hal yang kurang menyenangkan, seperti hukuman tambahan. Dalam menjalankan punishment secara bijaksana, tepat, dan tidak berlebihan, merupakan cara untuk meminimalisir dampak negatif dari punishment. Jika terpaksa menggunakan punishment sebagai metode pendidikan, lebih baik memberikan peringatan secara verbal, dengan memberikan motivasi untuk berperilaku lebih baik Sabartiningsih et al., 2018.KESIMPULAN Proses pembelajaran melalui konsekuensi dapat menjadi efektif dan memberikan dampak positif jika metodenya disesuaikan dengan kondisi anak. Namun, juga perlu diingat bahwa pemberian konsekuensi tidak selamanya berhasil sepenuhnya dalam mendidik anak. Oleh karena itu, orang tua sangat perlu belajar untuk bagaimana caranya memanusiakan manusia. Sebagai manusia, kita dapat belajar tidak hanya karena konsekuensi yang diberikan oleh orang lain. Manusia mampu belajar karena kemauan internal dan adanya tujuan dalam hidup. Mulai sekarang, saatnya mengajarkan anak untuk berpikir kritis dan belajar mengatur diri secara mandiri, sehingga mereka melaksanakan tugas atau kegiatan untuk menemukan makna di balik setiap tugas yang mereka M. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta PT. Bumi Aksara. 1 2 Lihat Parenting Selengkapnya
Sebagaimanusia tidak lepas dengan interaksi dalam kegiatan sehari-hari, karena sudah pasti manusia akan membutuhkan seseorang untuk saling bertahan hidup. Namun agar lebih jelas dalam interaksi sosial ada 2 syarat yang akan terjadinya interaksi sosial, yaitu: 1. Kontak Sosial
Masing-masing individu memiliki gen dan DNA yang berbeda-beda, bahkan saudara kembar identik sekalipun. Perbedaan genetik inilah yang membuat perbedaan fisik, perilaku, mempengaruhi fungsi tubuh, dan juga risiko akan suatu penyakit. Namun tetap saja genetik akan berubah ketika bertemu dengan lingkungan. Anda tidak bisa mengenal seseorang dari genetik yang dibawanya sejak lahir saja Setiap manusia memiliki ratusan jenis sel, seperti sel pada darah, ginjal, hati, dan jantung. Setiap sel yang ada di dalam tubuh – kecuali sel darah merah – memiliki inti sel yang mengandung DNA yang terdiri dari 20 ribu gen dalam satu rantai. Sebenarnya setiap sel yang jenisnya sama, memiliki DNA yang juga sama, tetapi terkadang ada gen yang aktif dan tidak di dalam suatu sel. Hal tersebutlah yang membedakan sel-sel di dalam tubuh. DNA adalah molekul-molekul yang dimiliki oleh semua individu yang menentukan gen, yang kemudian membentuk fisik serta mempengaruhi fungsi tubuh, bahkan mempengaruhi risiko terkena suatu penyakit. Dan para ahli menyatakan bahwa DNA dan gen yang dibawa atau diturunkan dari orangtua Anda bisa diubah oleh lingkungan sekitar Anda. Atau bisa dibilang bahwa genetik dan DNA tidaklah membentuk Anda sepenuhnya, tetapi kehidupan serta gaya hidup yang Anda jalani sekarang sangat berpengaruh bahkan terhadap DNA yang seharusnya terbentuk sejak Anda di dalam kandungan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa banyak hal yang bisa mempengaruhi gen di dalam tubuh melalui berbagai proses yang telah disebutkan sebelumnya. Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 dan hasil penelitiannya dilaporkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and metabolism menunjukkan bahwa perempuan yang hamil yang menjadi korban dari serangan 9/11 di World Trade Center, Amerika Serikat, memiliki tingkat hormon stress yang lebih tinggi dan kemudian mentransfer hormon yang berlebihan tersebut ke janin yang sedang dikandungnya. Bagaimana lingkungan bisa mempengaruhi gen? Berbagai penyakit muncul akibat interaksi gen dengan lingkungan, setiap orang menghasilkan interaksi yang berbeda-beda, karena memang gen serta faktor lingkungan yang juga berbeda. Oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana lingkungan sekitar bisa mempengaruhi gen yang sudah diturunkan dari generasi sebelumnya. Mengapa dua orang saudara kembar bisa mengalami penyakit yang berbeda padahal keduanya memiliki kesamaan DNA dan gen yang cukup besar. Berikut adalah interaksi antara gen dengan lingkungan yang bisa mempengaruhi kehidupan seorang individu secara keseluruhan. Mutagen. Mutagen adalah zat asing dari luar tubuh atau lingkungan yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian mengubah gen serta DNA, contohnya zat kimiawi dari rokok yang bisa menyebabkan kanker. [img](g6hmh1x3epp41 "BATUQQ TERPERCAYA DAN TERAMAN-BATUQQ") tentunya semua orang ingin mencari dan bermain di situs poker . 463 62 348 234 219 200 333 479

hal yang tidak bisa menyebabkan perubahan individu dalam interaksi adalah